Sebelumnya perkenalkan kami mahasiswa program studi D4 – Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin 2017. D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin adalah salah satu program studi diploma empat Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung. Awal mula belajar di program studi ini, kami sangat senang dan bahagia dikarenakan kami bertemu dengan dosen dosen hebat dan teman teman yang sangat membantu satu sama lain dalam menunjang pembelajaran perancangan.
Waktu bergilir tak terasa, tepat tahun 2018 – 2019 kami menginjak di semester 3 dan 4. Banyak ilmu baru yang kami dapatkan. Salah satu hal baru yang kami dapatkan adalah ilmu perancangan yang sangat melekat di program studi kami. Dari awal kami belajar mengenai statika struktur, mekanika kekuatan material, elemen mesin 1 dan 2, metodologi perancangan 1, teknik inovasi dan kreatifitas, proyek perancangan 1 dan terakhir di semester 4 poyek perancangan 2.
Di proyek perancangan 2 awalnya sih kami merasa kaget dengan adanya 3 project dalam satu proyek ini. Namun, dengan adanya ilmu perancangan yang harus melekat di dalam pribadi anak perancangan, 3 proyek dapat dijalani dengan baik dengan usaha yang semaksimal mungkin kami keluarkan. 3 proyek yang ada di pp2 ini dinamani dengan mini project, small project dan big project.
Di mini project ini kami diberi waktu oleh para dosen kami untuk membuat alat transportasi mini yang dapat berjalan dikemiringan dari lantai 2 ke lantai 1. Berjalan tanpa adanya gaya motor dan dorongan ( hanya memanfaatkan kemiringan tali yang ada ).
Requirement List di mini project ini adalah ringan, efektif mencapai finish, keamanan dalam membawa beban, dan jarak tempuh.
Dibawah ini terdapat beberapa dokumen hasil rancanngan kami di mini project yang telah kami buat.
Setelah selesai di mini project, berlanjut di smallproject. Di small project kami diberi tugas untuk membuat alat dengan tema “ Press Tool “. Kelompok kami berdiskusi untuk mengemukakan ide yang sangat dapat bermanfaat dalam kondisi lingkungan kami khususnya politeknik negeri bandung. Setelah kami diskusi lahirlah ide “ Waste Press Tool”
Mengapa kami memilih Waste Press Tool sebagai project kami ?
Seperti semua yang kita ketahui, hampir semua produk yang beredar di masyarakat saat ini menggunakan plastik sebagai salah satu komponen dari produk yang beredar. Entah mengapa dengan berbagai alasan banyak sekali produk yang beredar menggunakan plastic dari salah satu komponen yang ada. Namun, di balik dari alasan itu semua, plastik ternyata dapat memberikan masalah yang berkaitan dengan limbah atau sampahnya. Salah satu masalahnya adalah menumpuknya sampah plastik bekas botol kemasan air minum. Untuk itu waktu jangka panjang masalah ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan berpengaruh pada kesehatan manusia. diperlukan kesadaran manusia untuk mengatasi masalah ini. Kesadaran akan bahayanya sampah plastik yang akan semakin berkembang. Di beberapa negara maju telah di terapkan prinsip 3R, yaitu prinsip reduce, reuse, dan recycle. Di indonesia sendiri kesadaran bahaya sampah plastik mulai terlihat. Plastik juga termasuk bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah dari plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk dapat menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.
Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket. Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah tentang smapah plastik ini yang semakin lama semakin membahayakan lingkungan, dari itu perlu adanya pengolahan, pengolahan dapat di lakukan dengan cara mendaur ulang, dan cara mendaur ulang sampah plastik, untuk itu di perlukan mesin mendaur ulang sampah plastik yaitu “Mesin press sampah plastik”, mesin ini di rancang agar mengolah sampah plastik yang tidak berguna, agar menjadi barang yang lebih bermanfaat, dan dapat mengurangi sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Proses tahapan kami dalam merancang small project ini ayang pertama planning. Dalam tahap planning kami mendapatkan requirement list dengan melakukan wawancara dan pengisian google form.
Hasil dari kegiatan survey melalui google form dan wawancara, kami simpulkan bahwa requirement list dari produk Waste Press Tool adalah
- Dapat digunakan di dalam dan luar rumah
- Sampah Anorganik
- Murah
- Efisien
Diferensiasi ataupun perbedaan produk kami dengan produk yang lain adalah Produk kami lebih portable dengan base bagian bawah dapat dilipat sehingga akan lebih memudahkan pengguna memindahkanya dan membersihkan alat itu sendiri.


Setelah selesai di small project, kami diberi tugas kembali di project terakhir yitu big project. Berbeda dengan small project, di big project ini kami tidak mendapatkan tem auntuk alat yang kami rancang. Kami dibebaskan untuk memilih alat yang akan kami rancang. Dan kelompok kami memilih untuk alat yang berjudul “ Smart Strethcer Yang Dilengkapi Dengan Alat Pengukur Berat Badan Berbasis Andorid dan Pendeteksi Detak Jantung” Kegiatan yang kami lakukan dalam merancang alat ini adalah dengan melakukan persentasi progres tahapan perancangan di setiap minggunya.
1. Tahapan Planning
Di tahap planning, kita di harapkan dapat merencanakan atau merancang sesuai dengan design persyaratan atau daftar tuntutan. Daftar tuntutan di dapatkan dengan melakukan survey kepada masyarakat khusunya berhubungan dengan keadaan masyarakat, pasar, perusahaan dan juga ekonomi masyarakat itu tersendiri. Dalam tahapan planning, semua permasalahan dan penjelasan produk harus terselesaikan, dimana dengan adanya penjelasan produk spesifikasi produk akan tersusun yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristiknya tersendiri yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau daftar tuntutan. Pada tahap ini, semua infomasi mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala kendala dari produk itu yang akan menjadi Batasan – Batasan produk harus dikumpulkan dan tersusun rapi yang memperhatikan kondisi pasar dan keadaan pasar yang betujuan produk tersebut dapat diterima baik oleh masyarakat
Smart stretcher adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk mengangkat atau memindahkan orang yang terkena cedera maupun ketidakmampuan dalam berjalan dari satu tempat ketika ia terkena cedera maupun sakit ke tempat yang lain.
Cara kerja dari alat ini adalah dengan mengangkat pasien disimpan diatas stretcher, stretcher dapat dengan mudah menyesuaikan dengan keinginan lekuk badan. Cara memindahkan pasien dapat di dorong dan diangkat dengan penambahan sensor berat badan yang dapat dihubungkan dengan android sehingga oaring yang mengangkat bisa tahu berapa berat badan pasien tersebut.
Segmentasi pasar dari rancangan produk kami adalah untuk seluruh dunia. DIkarenakan banyak sekali yang membutuh kan produk ini khusunya dalam bidang keesehatan,olahraga, dan bidang pendidikan. Dengan target pasar di bawah ini :
- Instansi pendidikan
Dikarenakan, didalan instansi pendidikan (SD, SMP, SMA) pasti memiliki kemungkinan kecelakaan baik dalam KBM maupun kegiatan lainnya, maka membutuhkan stretcher untuk memindahkan orang yang celaka ke tempat yang semestinya ( UKS, Rumah Sakit, Puskesmas, dll. ) - Gelanggang Olahraga
Dikarenakan tempat berolahraga memiliki kemungkinan terjadinya kecelakaan yang cukup membahayakan. - Rumah Sakit dan Instansi Kesehetan Lainnya
- Tempat pemadam kebakaran
Dengan adanya target pasar, tentunya akan muncul pesaing dari produk kami yang sejenis, maka dari itu kami melakukan diferensiasi terhadap produk kami yakni
- Portable (dapat dilipat)
- Multifungsi dapat di gunakan berbaring, duduk bahkan menjadi kursi
- Menggunakan bahan kontruksi yang ringan dan kuat serta aman dan nyaman
- Dapat mengukur berat badan yang dihubungkan langsung ke smartphone
- Dilengkapi dengan pendeteksi detak jantung
- Terdapat roda pendorong yang memudahkan mobilisasi ke jarak yang jauh .
- Harga yg relative murah.
- Bentuk yg ergonomis
Tujuan dengan adanya tahapan planning adalah agar kami dapat mengetahui requirement list produk kami. Kami melakukan survey pasar dan pengisian survey google form untuk mendapatkan requirement list.
Hasil requirement list yang kami dapatkan :
- Kinerja/kapasitas : Digunakan untuk kapasitas 1 orang dengan tinggi badan maksimal 200cm
- Kondisi lingkungan : dapat digunakan dalam keadaan apapun panas maupun hujan
- Kondisi operasi : dapat dioperasikan dengan efisien dan mudah dipahami
- Berat Badan pasien maksimum 120 kg
- Dimensi : ringkas , 2000x1000x1200mm
- Alat dapat dilipat/dipendekkan ( Portable )
- Harga : < Rp 7,000,000.00
2. Tahapan Conceptual Design
Berdasarkan spesifikasi yang diperoleh dari fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Konsep produk biasanya berupa gambar sketsa atau gambar skema yang sederhana saja. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut. Setelah itu dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan berdasarkan beberapa kriteria khusus, seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan kriteria lainnya. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk tidak diproses lagi dalam proses selanjutnya. Dari beberapa konsep produk yang tidak memenuhi kriteria, dapat dipilih solusi yang terbaik.
Dengan tahapan conceptual design ini kami mendapatkan hasil satu rancangan terpiih untuk dikembangkan di tahapan selanjutnya

3. Tahapan Embodiement Design
Pada fase ini konsep produk “diberi bentuk”, yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema hanya berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam gerakannya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat menjalankan fungsinya. Konsep produk yang sudah diberi bentuk digambarkan pada layout awal (preliminary layout). Layout awal dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik dengan memperbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa layout awal yang sudah dikembangkan berdasarkan kriteria teknis, ekonomis dan kriteria lainnya sehingga diperoleh layout yang terbaik yang disebut layout akhir (definitive layout).
Dengan melakukan tahap Embodiement Design yakni Keterbuatan produk, working plan, strength of material, pemilihan komponen standar, Analisis Maintanance, Analisis Ekonomi dan analisis ergonomi, kami mendapatkan harga dari produk kami yakni Rp. 2.500.000 dengan rancangan produksi tiap bulan 150 produk yang dapat menghasilkan BEP kurang dari 7 bulan
Desain dari produk kami adalah sebagai berikut




4. Tahapan Document
Pada fase document, ditetapkan susunan komponen, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan dan material dari setiap komponen. Demikian juga kemungkinan cara pembuatan sudah dianalisa. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk.. Pada fase ini dibutuhkan pengetahuan menganai aturan – aturan gambar teknik dan mekanika.
Dibawah ini terdapat salah satu document dari produk kami yang berupa assembly dari produk.

5. Tahapan Prototype
Hasil akhir dari sebuah konsep adalah prototype. Dimana prototype ini akan kembali lagi kepada tahap planning untuk dilakukannya evaluasi dan pengembangan dari produk yang telah di prototype. Namun di big project ini kami tidak membuat produk kami dalam bentuk prototype.
Mungkin cukup sekian sharing pengalaman dari mata kuliah proyek perancangan 2 ini. Senang rasanya dan mempunyai kebanggaan tersendiri dapat gabung menjadi keluarga program studi D4 – Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin.
Semoga dapat bermanfaat. HIDUP TPKM!