Oleh: Muhammad Faiq Nurmajid, Dicky Mahendra, Refi Amirul Rasyid, Zian Nur Fauzi (Group 7)

Anak Perancangan?
Politeknik Negeri Bandung merupakan salah satu Politeknik di Indonesia yang memiliki program studi spesifik mengenai perancangan, yaitu D4-Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin (TPKM). TPKM merupakan program studi unggulan yang mengedepankan wawasan di bidang perancangan dan konstruksi mesin bagi para mahasiswanya.

Yang menjadi kelebihan dari program studi ini diantaranya memiliki laboratorium komputer yang berasosiasi resmi dengan software CATIA V5. Sehingga seluruh mahasiswa dapat menggunakan dan mengakses CATIA V5 yang berlisensi. Selain fasilitas yang ada, program studi ini ditunjang pula oleh tenaga dosen yang kompeten di bidang perancangan yaitu Tria Mariz Arief, S.ST., M.T. ; Angki Apriliandi Rachmat, S.ST., M.T. ; Heri Widiantoro, S.ST., M.Eng. ; dan juga Drs. Adi Pamungkas, M.M., M.Eng. sehingga proses perkuliahan semakin terarah.
Menjadi mahasiswa perancangan pasti memiliki hal yang spesial, terlebih dalam konsentrasi keahlian mengenai perancangan dan konstruksi mesin. Karena menjadi “Anak Perancangan” tentunya dituntut memiliki metode yang baik dalam merancang, kreativitas memecahkan masalah dan skill-skill lain penunjang karir di bidang engineering. Maka dari itu, Mata Kuliah Proyek Perancangan menjadi pembelajaran inti dengan bobot 4 SKS di Prodi TPKM ini.
Proyek Anak Perancangan di Mata Kuliah Proyek Perancangan 2
Pada Semester genap tahun ajaran 2018-2019 ini, Mahasiswa Prodi D4-TPKM angkatan 2017 telah berada di semester ke-4 semenjak mengawali kuliah di Polban. Di semester ini mahasiswa telah mendapatkan Mata Kuliah Proyek Perancangan sebanyak 2 kali, yaitu Proyek Perancangan 1 (PP1) pada semester 3 dan Proyek Perancangan 2 (PP2) pada semester 4. Konsep pembelajaran yang diberikan dimata kuliah Proyek Perancangan 2 ini berisikan tantangan-tantangan yang harus dipecahkan sesuai dengan beragam keilmuan dimata kuliah lain yang telah didapat di semester-semester sebelumnya.
Tantangan yang diberikan dalam PP2 dibagi ke dalam 3 tantangan (2 tantangan di setengah semester pertama dan 1 tantangan di setengah semester selanjutnya) yaitu:
- Mini Project : “Seluncuran Telur” yaitu tantangan untuk memastikan telur dapat berseluncur dengan aman diatas kawat berdiameter 2mm dengan ketinggian 4 meter dan sudut kemiringan lintasan 15°. Kita diperbolehkan berkreasi sesuai kreativitas menggunakan alat bantu apapun. Dan yang menjadi penilaian adalah yang tercepat sampai ke landasan.
- Small Project : “ Press Tool” yaitu tantangan untuk merancang alat apapun yang memiliki prinsip kerja alat tekan atau press tool dengan syarat memiliki mekanisme gerak, fungsi pencekaman dan pembentukan. Maka dipilihlah Steel Rod Bender sebagai alat yang dirancang.
- Big Project : “Alat Mekanik dengan Penggerak Elektrik (Otomasi)” yaitu tantangan untuk merancang alat mekanik apapun yang memiliki nilai manfaat dan menggunakan daya penggerak elektrik. Untuk project ini dipilihkah Coconut Squeezer untuk dirancang.

Rencana Awal Big Project
Tantangan dalam Big Project merupakan hal yang cukup menarik. Karena memang berbagai mata kuliah yang baru didapat di semester 4 ini masih cukup terbatas untuk memecahkan tantangan Alat Mekanik dengan Penggerak Elektrik (Otomasi). Namun sebisa mungkin, kami Kelompok 7 yang terdiri dari 4 orang berusaha mengerahkan wawasan dan kemampuan kami untuk menyukseskan Project ini. Pada awalnya kami mencoba melakukan brainstorm ide dengan membebaskan anggota kelompok untuk memberi segala macam usulan alat yang nantinya akan dirancang. Akhirnya terpilihlah Alat Pemeras Santansebagai alat yang akan kami rancang pada Big Project ini.

Membahas Coconut Squeezer
Alat yang terpilih untuk dirancang adalah Pemeras Santan yang selanjutnya kami beri nama Coconut Squeezer. Alasan yang melatar belakangi terpilihnya alat tersebut adalah karena memiliki nilai manfaat yang besar untuk membantu masyarakat khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) penjual santan. Sehingga dari perancangan yang dilakukan nanti akan memberikan dampak kepada masyarakat untuk bisa lebih memaksimalkan produksi santan kelapa.
Tahapan awal yang kami lakukan setelah memilih Coconut Squeezer sebagai alat yang kami rancang adalah mencari tahu produk yang sudah ada di pasaran. Kami mencari tahunya lewat internet dan turun langsung ke pelaku usaha di Pasar Cibogo, Sarijadi. Di lapangan, masalah yang terjadi diantaranya harga mesin yang terlalu mahal (berkisar Rp20-40 juta), produktivitas yang minim serta kapasitas mesin yang kurang ideal dengan keinginan konsumen. Masalah tersebut memberikan kesimpulan berupa daftar tuntutan pasar yang nantinya akan digunakan sebagai panduan kami dalam membuat design alat.
Selain mempelajari masalah yang ada, kami juga mempelajari mekanisme kerja setiap alat yang sudah ada di pasaran. Kami membandingkan berbagai alat dengan bermacam metode memeras santan kelapa dengan harapan akan muncul ide baru untuk fungsi yang lebih efisien atau ide berupa penggabungan fungsi alat (mash-up) yang bisa menambah nilai manfaat dari alat yang kami rancang.

Konsep Coconut Squeezer
Metode yang kami gunakan dalam merancang salah satunya adalah menerjemahkan konsep menjadi fungsi utama dan fungsi bagian. Hal tersebut suatu langkah untuk merinci keseluruhan fungsi (breakdown) dengan tujuan tidak ada satu hal kecil pun yang terlewat nantinya dalam proses pembuatan alat. Dari segala fungsi yang sudah ada lalu dikembangkan menjadi berbagai alternatif yang memiliki sifat substitusi (saling menggantikan) lalu memilihnya dengan metode matriks pembobotan dan bobot rating. Alternatif solusi yang terpilih selanjutnya digabungkan sesuai kebutuhan sehingga mejadi kesatuan alat yang utuh. Dari proses ini dapat dihasilkan sekurang-kurangnya 3 design alat yang berbeda. Pada tahapan ini juga dihasilkan satu design terpilih yang akan dibuat design detailnya dan diproduksi.

Rancangan Detail Coconut Squeezer
Tahap membuat rancangan detail merupakan sesuatu yang paling rumit dalam proses perancangan. Karena didalamnya kita harus memutuskan berbagai macam opsi proses manufaktur dan bahan material yang didasari dari perhitungan kekuatan material, analisis ergonomi, ekonomi, estetika, kesehatan dan yang tak kalah penting harga produk yang lebih murah untuk material yang akan digunakan. Pada prosesnya, mata kuliah lain yang sangat berperan adalah statika struktur, pemilihan material, material teknik dan elemen mesin. Untuk melakukan pertimbangan tersebut, tentunya membutuhkan waktu yang cukup Panjang, kegigihan dan keuletan. Karena kita dituntut untuk melakukan visualisasi dan asumsi pada alat yang belum ada hanya lewat membayangkannya, menghitung kekuatan berdasarkan asumsi dimensi dan menentukan material serta proses manufaktur yang akan digunakan untuk semua part pembentuk alat. Hasil akhir dari tahapan rancangan detail ini adalah Bill of Material, design detail beserta dimensi serta cost analysis dari produksi alat secara masal sampai menghasilkan keuntungan (BEP).

Presentasi dan Pertanyaan Dosen
Hal yang paling berkesan dari Mata Kuliah Proyek Perancangan 2 (PP2) ini adalah setiap minggu pertemuan dengan dosen, mahasiswa harus mempresentasikan progres proyek yang dilakukan seminggu kebelakang sesuai dengan urutan tahapan yang ada. Suasana kelas terasa sangat kompetitif karena setiap kelompok yang tampil berusaha sebisa mungkin menampilkan yang terbaik dari segi cara presentasi maupun sarana penunjang presentasi. Hal tersebut memberi nilai tambah terhadap mental Mahasiswa TPKM agar terbiasa untuk tampil di depan orang banyak, terbiasa untuk menerima respon kurang baik orang terhadap hasil karya sendiri dan terbiasa untuk berada pada situasi kompetisi yang membuat mau tidak mau harus rela begadang semalaman untuk mempersiapkan presentasi disetiap pertemuan. Tapi hal itulah yang lantas akan menjadi kenangan dan bekal untuk berkarir di dunia engineering.
Hal menarik dan seringkali membuat jantung deg-degan lainnya adalah setiap presentasi kelompok, pasti diakhiri dengan pertanyaan yang diajukan oleh para dosen pengajar kepada orang yang presentasi. Seringkali kami membayangkan bahwa hal ini tak jauh berbeda dengan sidang TA bagi Mahasiswa Tingkat Akhir di Politeknik. Ketidaksiapan atau ketidaktahuan atas konsep yang di presentasikan seringkali membuat Mahasiswa yang presentasi hanya bisa bengong sendiri tanpa bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Dan tentunya jika itu terjadi, maka besar kemungkinan mempengaruhi kepercayaan yang dosen berikan. Dan seringkali bahkan akan jadi bahan tertawaan teman-teman yang ada di ruangan presentasi. Meski demikian, hal tersebut merupakan salah satu hal yang paling berarti dan sangat membekas pada proses kami menuntut ilmu di Politeknik Negeri Bandung ini. Dan untuk gambaran, berikut merupakan tiga pertanyaan yang akan selalu membekas pada Mahasiswa TPKM:
- Mesinnya bisa berfungsi atau tidak?
- Mesinnya bisa dibuat atau tidak?
- Mesinnya bakal ada yang beli atau tidak?

Hasil Akhir dan Dokumentasi
Meskipun kami adalah “Anak Perancangan” hal yang kami lakukan tidak hanya sekedar merancang alat saja. Namun kami dituntut untuk bisa memberikan nilai komersial pada alat yang kami rancang. Maka tampilan alat, pembuatan sarana promosi yang persuasif juga dokumentasi yang baik termasuk menjadi poin penilaian pada proyek kami ini. Harapannya adalah proses merancang yang kami lakukan dapat menjadi peluang untuk membuka usaha kelak dikemudian hari.

